Jack the Reaper

Jack the Reaper

Jumat, 18 Januari 2008

mE aND mYseLF

…………Bersama pagi aku datang dan bersama sinar matahari aku pergi…

Tak ada yang dapat melihatku dalam suramnya mata

Sekalipun dengan sisa-sisa obor tadi malam….

Aku hanya mendekap sahabat pagiku

Sedang siang selalu mengusirku…….

Sepenggal kalimat tak berarti itulah yang bisa aku tuliskan dalam pikiranku. Sejak tadi malam aku tak bisa memfokuskan pikiranku. Aku hanya termangu di atas meja yang dungu tak mau menahu tentang diriku. Akupun hanya menghitung suara detik jam yang meloncat-loncat di balik telingaku…..

………………………..

Pagi ini aku terdampar dalam keanehan yang sering aku temui bahkan setiap detik sebelum aku kembali dalam kesepian. Mengapa setiap orang rela menghabiskan waktunya dengan sia-sia. Mereka selalu mengucap mantra yang tak bisa aku pahami seakan-akan mereka mengutukku. Tapi itulah yang aku rasakan. Aku hanya bias terdiam tanpa berkata. Toh mereka juga akan menghalau huruf-huruf yang keluar dari bibirku hingga terurai jatuh ke got-got yang mulai meninggi. Perlu kau ketahui bahwa siang hari bukanlah duniaku tapi dunia mereka. Saat siang hari suaraku tertelan oleh panas dan tak ada satupun orang yang mengajakku bicara. Apa yang mereka lihat dariku? Apakah karena panasnya matahari membuat kata-kata mereka menguap bersama tetesan keringat di dahi mereka?

Entahlah…..

……………………………

Saat inilah yang paling aku tunggu-tunggu setiap hari dalam 20 tahun hidupku. Tapi sebenarnya aku tak tahu apakah aku sudah hidup selama 20 tahun atau lebih. Tak ada yang mau memberi tahu tentang itu, keberadaanku tak lagi dihiraukan. Diriku tak lagi dihargai. Kembali lagi pada saat ini yaitu ketika senja menjemput siang yang sudah lelah dengan asap-sap dari manusia dan sampah-sampah yang menggenangi sudut lembah bumi. Selalu saja aku habiskan senja hari di dekat dermaga di kotaku. Di sini aku bisa mendengar lagu perpisahan dari seluruh unsur-unsur alam semesta yang ditujukan kepada sang matahari. Walaupun hanya sesaat tetapi bisa menumbuhkan semangat jiwa dalam tubuhku. Tetapi itupun aku nikmati sendiri karena para manusia tidak bisa merasakan hal yang menakjubkan ini. Mereka hanya menekuk muka mereka karena tenaga yang terkuras habis oleh pekerjaan yang aku anggap tak ada gunanya…….

…………………………………

Tapi mengapa senja adalah saat yang aku harapkan? Itu semua karena senja adalah pintu untuk masuk ke dalam rumahku, ke dalam duniaku yaitu malam. Pada malam hari adalah saat dimana teman-temanku datang untuk menjengukku. Aku tak lagi sendiri. Aku tak lagi dicaci. Dan aku tak lagi merasa sepi. Biasanya yang sering datang adalah kesunyian yang tak henti-hentinya bercerita tentang kegelapan yang tak berujung dengan segala isinya. Ada juga kesedihan yang bertutur tentang masalah manusia yang dibawa hingga ke dalam tidur.

Dan inilah aku, yang selamanya tak bisa kau mengerti…………………

Tidak ada komentar: